Friday, October 16, 2009

LAMS Tampil Sebagai Jembatan Dunia Melayu

PONTIANAK---Keberadaan masyarakat Melayu tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Rumpun puak Melayu ini tersebar mulai dari Madagaskar hingga ke Kepulauan Ester di Lautan Pasifik. Meski terpisahkan, namun mereka tetap bersatu dalam sebuah mozaik peradaban yang unik, plural dan multikultural.
Untuk lebih mempererat hubungan antar puak Melayu yang ada di berbagai belahan dunia, perlu ada wadah yang mampu mempersatukan kenanekaragaman adat dan budaya Melayu. Berangkat dari cita-cita luhur tersebut, Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) tampil untuk menjadi pemersatu.
LAMS di bentuk dengan mengemban misi mulia, yakni menjadi jembatan dunia Melayu. Untuk bisa membangun peradaban Melayu yang modern, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai warisan luhur Melayu, LAMS ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama merangkai adat dan budaya Melayu.
Kerja bersama itu rencananya akan mulai dengan pendeklarasian LAMS. Kegiatan ini rencananya akan di gelar pada 29 Mei 2009, di Rumah Adat Melayu Ketapang. Dalam pendeklarasian LAMS ini, sejumlah pengurus akan di tetapkan. Selain itu, pada kesempatan yang sama LAMS akan menganugerahkan gelar kehormatan kepada beberapa orang tokoh yang dinilai telah berjasa memajukan dunia Melayu.
“LAMS ingin menjadi rumah yang nyaman bagi seluruh puak Melayu yang ada di nusantara maupun dunia. Untuk itu, kerja simultan dan bersinergi dari seluruh elemen masyarakat sangatlah diperlukan,” ungkap Eka Kurniawan, Ketua Panitia Pelaksana Deklarasi LAMS.
Sedikit mengutip tulisan dari H Huzrin Hood SH, pemangku adat Kerajaan Melayu Bentan yang bermastautin di Tajung Pinang, Kepulauan Riau, untuk bisa membangun “Jembatan Melayu” diperlukan tiang-tiang pancang yang kokoh. Tiang pancang yang dimaksud disini adalah berpegang teguh pada ajaran Islam dam sendi kehidupan; bersepakat memegang budaya Melayu dengan kokoh dan tidak tergoyahkan; sepaham bahwa kedepan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam membangun insan Melayu yang mandiri; menyadari bahwa kelemahannya akan dijadikan pemicu bagi kebangkitan masyarakat Melayu; dan mau menyadari bahwa kebersamaan adalah modal yang tidak terkira bagi munculnya generasi Melayu baru yang handal. “Kita harus yakin, bahwa takkan Melayu hilang di bumi. Oleh karenanya, LAMS bertekad menjadi jembatan bagi dunia Melayu, agar di masa depan Puak Melayu Serantau dapat menciptakan supremasi bagi dirinya, dan bermanfaat bagi masyarakat lainnya,” ungkap Eka.(go)

No comments: